Tuesday, November 11, 2008

Sanggarku

Beberapa hari ini aku sering cerita tentang sanggar...
Mostly karena aku sekarang ikut bantu-bantu di sanggar dan sasha juga dibikinkan kelas bermain di sanggar
Mungkin ada yang wondering, apa sih isinya sanggar itu...
Ini dia ceritanya...

Sanggar itu namanya adalah Sanggar Ilman Nafian atau biasa kita sebut SIN
Sekarang sanggar itu sudah dibuatkan bada hukumnya sebagai yayasan
Nama resmi yayasannya sih panjang banget,  Yayasan Continuing Education Center Smartset.
Nama ini malah sempet diprotes dan gak diterima sama notaris (kalo gak salah) karena namanya gak Indonesia banget. Abisnya, susah sih cari padanan katanya di bahasa Indonesia.
Yang jelas, nama itu menggambarkan bahwa sanggar adalah tempat pendidikan berkelanjutan yang akan mencetak anak-anak cerdas.

Sejarahnya dimulai sekitar 8 tahun lalu. Mama mengambil pensiun dini dari sebuah BUMN karena sudah terlalu lelah dengan birokrasi yang ada. Maklum, mama termasuk orang yang cukup vokal di kantor. Setelah pensiun, mama jadi lebih banyak tau situasi di sekitar rumah.
Di lingkungan kami di Condet, banyak anak-anak yang sebenarnya cerdas tapi terhalang keterbatasan pendidikan orang tua dan ekonomi. Prihatin akan situasi tersebut, mama mengundang beberapa anak-anak di sekitar rumah untuk membentuk kelompok belajar.

Berangkat dari 5 anak, kemudian berkembang dan berkembang.
Di tahun 2003, kelompok belajar menjadi sanggar dan yayasan.
Sekarang jumlah murid aktifnya berkisar antara 80 orang, yang terdiri dari anak-anak usia 3 tahun sampai 15 tahun.
Semua biaya operasional ditanggung pribadi, walau kadang ada sumbangan dari teman-teman mama. Oya, mama punya warung kecil untuk tambahan biaya operasional
Di sanggar saat ini punya sekitar 8 fasilitator (sebenarnya bukan guru, karena tugas kita adalah menemani mereka belajar), dengan kegiatan: TPA, kelas bermain untuk umur 3-4 tahun, kelas membaca untuk TK, dan kelas pengayaan untuk SD kelas 1 - 3.
Malamnya untuk kelas belajar SD kelas 4 - 6 dan kelas 1 SMP - 3 SMP.

Dulu, anak-anak yang belajar tidak dipungut biaya
Tapi sekarang, untuk yang mampu dikenakan biaya 30rb per bulan
Untuk kelas pengayaan kalo gak salah 300rb untuk 6 bulan (atau setahun ya?) karena kelas pengayaan punya modul sendiri.
Kelas pengayaan ini salah satu materinya adalah budi pekerti karena kelas ini berangkat dari keprihatinan mama terhadap metode pengajaran sekolah konvensional yang cenderung materalistis dan mengejar habisnya bahan pelajaran.
Tapi memang hal ini memprihatinkan juga buat saya. Di kelas yang saya pegang, anak-anak tidak bisa membedakan kata depan bahkan kata dasar pun mereka tidak mengerti.
Semoga berawal dari sanggar ini, anak-anak mulai enjoying lagi their study time...
Enjoy...!!!

Cerita lain tentang sanggar bisa diliat di sini, di sini dan di sini

Foto: Pentas anak-anak SIN di acara buka bersama SIn & 1001buku

12 comments:

  1. oh, ini to sanggar mamanya sasha... ngerti aku sekarang *angguk angguk*

    ReplyDelete
  2. sanggarnya neneknya sasha yang bener :D

    ReplyDelete
  3. wah.. selamat.. selamat sukses dengan sanggarnya ..

    ReplyDelete
  4. terima kasih, ibu
    itu sanggar neneknya sasha...
    alhamdulillah sampai sekarang masih eksis

    ReplyDelete
  5. Waaaahh hebat banget Mba! :)
    Negara kita perlu orang-orang seperti Mbak dan neneknya Sha yang banyaaaakkk supaya tidak ada lagi kebodohan di negri ini :)

    ReplyDelete
  6. waduh...saya mah belum hebat...
    mungkin mama saya yang sudha oke :D
    ayo, gabung , mbak kristin.... bikin aja di lingkungan terdekat dulu
    supaya negeri kita lebih cepat lagi merdekanya
    sekranng Indonesia masih terjajah lho, mbak :)

    ReplyDelete
  7. Salut bener sama neneknya Sasha, semoga sehat dan bahagia selalu. Salam hormat ya Ka buat mamanya :-)

    ReplyDelete
  8. Amin...
    Nanti disampaikan, Ibu...
    Salam juga buat kakak Sarah & kakak Farhan

    ReplyDelete
  9. hebat euy .. :)
    tetap semangat Ya ...

    ReplyDelete
  10. aih si mama hebat!....mau ikutan jadi murid boleh gak? kikikikik, tapi kalo gak tau kata dasar jangan disetrap yah

    ReplyDelete
  11. sok atuh main di sini...
    kalo sama eneng mah, kita pakenya bahasa tubuh...jadi gak perlu kata dasar ya... :D

    ReplyDelete